1. From teacher-centered
to student-centered
Pada
pembelajaran tradisional berpusat pada guru atau disebut dengan Teacher
Centered. Di sini proses pembelajaran tergantung pada guru. Guru bertugas
mengajar dan memberi pengetahuan kepada para siswa, sedangkan siswa hanya
mendengarkan saja. Jadi di sini, siswa bersifat pasif karena yang penting bagi
siswa adalah mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa dianggap tidak
memiliki pengetahuan lain selain yang diajarkan oleh guru. Jadi guru di sini terkadang
dianggap yang “paling pintar” dan menganggap siswa-siswanya ini tidak tahu
apa-apa bila tidak mendapatkan pelajaran dari gurunya. Siswa kurang dapat
berekspresi karena semua informasi yang diperoleh harus dari guru. Tidak ada
dorongan untuk membuat para siswanya untuk berpikir kritis untuk menemukan
pemecahan masalahnya sendiri dan siswa harus menurut pada apa yang diajarkan
oleh gurunya tanpa memikirkan bahwa mungkin saja apa yang diterangkan oleh
gurunya itu belum tentu benar.